Kendati demikian, semangat memperingati jasa para pahlawan tidak sedikit pun berkurang. Upacara yang semula dirancang secara formal di lapangan diubah menjadi apel peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung khidmat dan penuh makna. Kegiatan apel ini dipimpin langsung oleh Kepala Satuan Pendidikan SMAN 1 Pakong, H. Rudy Suwandono, S.Ag., M.Pd., yang hadir dengan penuh wibawa dan semangat nasionalisme. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2025, yaitu “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan.” Tema ini, menurut beliau, mengandung pesan mendalam agar generasi muda terus meneladani semangat para pahlawan dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam sambutannya, H. Rudy Suwandono juga mengajak seluruh siswa untuk merenungkan kembali makna perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa. “Dulu, pada 10 November 1945, terjadi tragedi berdarah di Surabaya. Indonesia tidak merdeka karena hadiah, tidak merdeka karena belas kasihan negara lain, tetapi karena perjuangan yang sangat panjang, bahkan dibayar dengan darah dan nyawa,” tegas beliau dengan penuh semangat.
Beliau kemudian mengenang beberapa lokasi bersejarah di Surabaya seperti Jembatan Merah, Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit), Benteng Gedung Cowek, dan Gedung Internatio, yang menjadi saksi bisu keberanian dan pengorbanan para pahlawan dalam melawan penjajahan. Menurutnya, tempat-tempat tersebut bukan sekadar bangunan tua, melainkan simbol perjuangan yang harus diingat dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa.
Tidak hanya itu, Kepala Sekolah juga menegaskan bahwa semangat perjuangan tidak hanya dimiliki oleh para pahlawan nasional di kota besar, tetapi juga oleh tokoh-tokoh lokal di berbagai daerah, termasuk di Pakong. Beliau mengingatkan bahwa di daerah ini pun banyak tokoh dan alim ulama yang turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang dengan cara mereka sendiri—melalui pendidikan, dakwah, dan perjuangan moral—yang menjadi bagian penting dalam sejarah panjang bangsa.
Di akhir amanatnya, H. Rudy Suwandono mengajak seluruh peserta apel untuk meneladani semangat perjuangan para pahlawan dengan cara menjadi pelajar yang berkarakter, berdisiplin, dan berprestasi. “Menjadi pahlawan di masa kini bukan dengan mengangkat senjata, tetapi dengan semangat belajar, berbuat baik, dan memberikan manfaat bagi sesama,” pesannya yang disambut tepuk tangan peserta apel.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah dengan pembacaan Suratul Fatihah sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa. Suasana hening dan khidmat menyelimuti aula, diiringi rintik hujan yang terus turun di luar ruangan seakan menjadi saksi ketulusan semangat perjuangan yang terus hidup di hati keluarga besar SMAN 1 Pakong. Meskipun cuaca tidak bersahabat, semangat nasionalisme dan rasa syukur atas jasa para pahlawan tetap membara di setiap jiwa yang hadir pada pagi yang penuh makna itu.